Pada pertemuan keempat ini, seluruh mahasiswa Fakultas Psikologi mendapatkan 2 kelas tambahan. Hal ini cukup membuat kami menjadi sama sekali tidak bergairah untuk menerima materi di dalam kelas dikarenakan jam pembelajaran yang melampaui batas kemampuan otak kami untuk dapat berkonsterasi terhadap pelajaran. Pemberitahuan adanya kelas tambahan juga cukup bersifat mendadak karena hanya diberikan pemberitahuan satu hari sebelum pelaksanaanya. Hal tersebut mengakibatkan kurang lebih 20 mahasiswa tidak dapat mengikuti kelas tambahan karena adanya kepentingan lain. Saya termasuk salah satu mahasiswa yang beruntung karena dapat mengikuti dan menerima materi yang diberikan pada kelas tambahan. Meskipun tidak dapat memberikan konsentrasi penuh terhadap materi tersebut, setidaknya saya mendapatkan gambaran secara umum mengenai materi yang diberikan.
Subjektivisme vs Objektivisme
Subjektivisme
Pada awal pembelajaran kelas pertama, kami mendapatkan materi mengenai perbedaan antara subjektivisme dan objektivisme. Subjektivisme adalah pengetahuan dipahami sebagai keyakinan
yang dianut oleh individu. Teori subjektivisme ini didukung oleh tokoh yang sangat terkenal dalam ilmu Filsafat, yaitu Rene Descartes. Beliau menyatakan sebuah kalimat Filsafat yang sangat terkenal "Corgito Ergo Sum" yang berarti "Saya berpikir maka saya ada". Rene Descartes menekankan kepada segala sesuatu berasal dari pemikiran subjek.
Kaum Realisme juga berpendapat bahwa kesadaran menghubungkan saya dengan “apa yg lain” dari diri saya. Pernyataan itu didukung oleh Kaum Idealisme yang berpendapat bahwa setiap tindakan mengetahui berakhir di dalam suatu ide, yang merupakan suatu peristiwa subyektif murni.
Kaum Realisme juga berpendapat bahwa kesadaran menghubungkan saya dengan “apa yg lain” dari diri saya. Pernyataan itu didukung oleh Kaum Idealisme yang berpendapat bahwa setiap tindakan mengetahui berakhir di dalam suatu ide, yang merupakan suatu peristiwa subyektif murni.
Dalam Teori Subjetivisme ini, semua pengetahuan yang "bukan aku" atau berasal dari "luar diri sendiri" diragukan kebenarannya. Rene Descartes adalah seorang rasionalis yang memiliki pemikiran bahwa rasio atau pikiran adalah satu-satunya sumber dan jaminan kebenaran pengetahuan. Beliau meragukan pengalaman inderawi dalam menjamin kebenaran pengetahuan, termasuk pengetahuan tentang dunia luar kita. Menurut
Descartes bahwa Tuhan Yang
Maha Kuasa dapat saja secara langsung memunculkan
data-data indra dalam kesadaran kita tanpa harus ada “dunia luar” yang mendasarinya. Beliau masuk ke dalam posisi ekstrim yang disebut Solipsisme (ia sendiri pada dirinya).
Aku sadar dan kenal diriku justru berdasarkan kesadaran dan pengenalan yang bukan aku. Dalam kenyataan hidup diri sebagai subyek yang
bukan hanya berfungsi sebagai penahu (knower), tetapi juga sebagai pelaku (agen) tidak bisa mengandaikan adanya
“yang lain” baik sebagai obyek pengetahuan dan kegiatannya maupun sebagai sesama subjek dalam
dialog.
Sumber : https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjVXWqXiNDMIx-CoxyHOBx-mOOimqv_ve6_AlGAm8ZcG_BH1GwuVcw7j4wwrI5NNFqYPa1-q3rWb5_fHFdmAWst1D5i45DoXsHwexQkCuEi2DjFkaIW1HEbahn1HPvI1MgBi8P_-mL9CgOd/w795-h262-no/HeaderJF-NEW.png
Objektivisme
Objektivisme adalah suatu
pandangan yang menekankan bahwa butir-butir pengetahuan manusia yang mempunyai sifat dan ciri yang
melampaui keyakinan dan kesadaran individu. Objektivisme beranggapan bahwa tolak ukur suatu gagasan berada pada objeknya. Teori tersebut diartikan sebagai pandangan yang
menganggap bahwa segala sesuatu yang
dipahami adalah tidak tergantung pada
orang yang memahaminya.
Ada 3 pandangan dasar Obejktivisme :
1. Kebenaran itu independen dan terlepas dari pandangan subjektif
2. Kebenaran itu datang dari bukti faktual
3. Kebenaran hanya bisa didasari dari pengalaman inderawi.
Teori Objektivisme ini didukung oleh seorang tokoh Filsafat yang terkenal, yaitu Karl Popper. Menurut Karl, pengetahuan dalam pengertian objektif adalah pengetahuan tanpa orang atau pengetahuan tanpa diketahui subjek.
Berikut adalah beberapa syarat yang harus dipenuhi di dalam Teori Objektivisme :
1. Objek harus sesuai dengan jenis indera kita
2. Organ indera harus normal dan sehat
3. Karena objek ditangkap melalui adanya medium, maka meduim harus ada.
Objek juga dibedakan menjadi 2 macam, yaitu :
- Objek Khusus : data yang ditangkap hanya oleh satu indera (warna, bau, suara)
- Objek Umum : data yang ditangkap oleh lebih dari satu indera (ketika menonton film, kita dapat mendengar suara menggunakan telinga, melihat gerak dan warna menggunakan mata)
"Keyakinan tidaklah selalu objektif dalam hubungannya dengan kesadaran, tetapi objek konseptuasl benar-benar bersifat objektif"
Konstruksi
Rasionalisme vs Empirisme
Sumber : https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhBVcixrtkwS8CRN5OK1oKKnSE77b67kzkvcJWr6_SP91KIEL8ecTuB1wX0XOFhUhQNUwdDYsB-wfUM2bp3T05xbeSa70guMjnpusdzYQKNDyAhF3ZLdYwDkdDFPJPdz5dYeWXuM1SRPQnR/s1600/rationalists+vs+empiricists.png
Pada akhir pembelajaran sesi pertama, kami diberikan semacam games kecil. Pertama, kami dibagi menjadi 4 bagian sesuai dengan masing-masing kelas berdasarkan NIM. Dalam bagian tersebut, kami dibagi lagi menjadi 2 kelompok. Saya tergabung ke dalam kelompok A2. Kami diminta untuk membuat yel-yel kelompok dan juga menuliskan salah satu objek di kertas lalu kemudian kami harus memberikan gerakan di depan kelas. Kelompok lain akan berusaha untuk menebak gerekan kami di depan kelas dan kelompok yang menang adalah kelompok yang dapat menebak paling banyak. Selain itu, kelompok yang memberikan petunjuk sebisa mungkin memberikan gerakan yang tidak bisa ditebak oleh kelompok lain agar mendapatkan nilai lebih.
Bersama kelompok A2, kami berhasil membuat yel-yel yang cukup untuk membangkitkan semangat dari seluruh anggota kelompok. Mengadopsi lagu dari yel-yel yang sering dipakai untuk mendukung tim sepakbola, akhirnya kami berhasil membuat suatu yel-yel dengan lirik "dua lima jigo, dua lima jigo, A2 jago. Dua lima jigo dua lima jigo, yang lain KO". Kami juga memilih objek yaitu Tembok China dan petunjuk yang kami berikan adalah seluruh anggota kelompok membentuk 2 baris dengan memberikan jalan di tengahnya seperti layaknya Tembok China. Seluruh anggota kelompok bergandengan tangan. Kami pun merasa bahwa petunjuk tersebut tidak mungkin dapat ditebak oleh kelompok lain. Namun, tidak disangka-sangka, seorang mahasiswa dari kelompok B2 mampu menebak objek yang telah kami tulis berdasarkan petunjuk yang diberikan.
Tembok China
Sumber : https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhs8I_koVYFdFFkwXw0NURwvFXUMCOqD_MXKLm6bTJGscqZY-XPObJeiNv2aprqvX4f6tBvhq90XYdI-29zQA1M8CXYT0kRNcGKulUFkVoIwoapCZkzjV4TSsAoRuQ-FZg3LRw1V8-cUxHx/s400/china-great-wall-of-china.jpg
Referensi :
Power Point mengenai Subjektivisme dan Objektivisme karangan Bapak Carolus Suharyanto, Lic. Theol
Konfirmasi, Inferensi, dan Konstruksi Teori
Di kelas kedua, kami mendapatkan materi yang tentang konfirmasi, inferensi, dan konstruksi teori. Materi tersebut erat kaitannya dengan adanya suatu penelitian yang dituangkan ke dalam jurnal.
Konfirmasi
Konfirmasi adalah cara penguatan atau penegasan mengenai apa yang didapat dari kenyataan. Konfirmasi berupaya mencari hubungan yg normatif antara hipotesis (kesimpulan sementara) yg sudah diambil dengan fakta-fakta (evidensi). Konfirmasi dibedakan menjadi 2 aspek, yaitu kuantitatif dan kualitatif. Metode kuantitatif adalah metode penelitian dengan menggunakan sampel sebanyak mungkin dan akhirnya membuat suatu kesimpulan yang bersifat umum. Sedangkan, metode kualitatif adalah metode penelitian dengan menekankan pada teknik wawancara secara lebih mendalam (Depth interview).
Berikut terdapat 3 jenis konfirmasi :
1. Decision Theory : kepastian berdasarkan adanya suatu keputusan
2. Estimation Theory : menetapkan kepastian dengan memberi peluang benar dan salahnya melalui metode probabilitas.
3. Reliabilty Theory : menetapkan kepastian dengan mencermati stabilitas fakta yang berubah-ubah terhadap hipotesis.
Sumber : https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgUFmi0-CoHt83baIDpqhs864PqlvXWpZWMtOPZ8MGtRhyphenhyphenexhZyGPjd7pyviTRcjxvvbCvkeELCLg80bGiHO5t2wDw66BVPcUSVI5_DNpvKm2xELlsp12EkN70VrlU1uXhE-FAOxAENy8Y/s1600/ShakeHand.jpg
Inferensi
Inferensi adalah suatu proses penarikan konklusi (kesimpulan) dari satu atau lebih proporsi (keputusan).Pada dasarnya, inferensi bertolak dari pengetahuan yang sudah dimiliki bergereak kepada pengetahuan baru. Penarikan kesimpulan dibedakan menjadi 2 cara, yaitu deduktif dan induktif. Deduktif adalah penarikan kesimpulan dari hal yang bersifat umum lalu ke khusus. Metode tersebut biasanya berpangkal pada pembuatan premis-premis lalu ditarik kesimpulan secara umum. Sebaliknya, metode induktif adalah cara penarikan kesimpulan dari hal-hal yang bersifat khusus ke umum. Metode induktif biasanya berpangkal pada peluang-peluang benar salahnya suatu hal dengan prinsip probabilitas.
Inferensi juga dibedakan menjadi 2, yaitu inferensi langsung dan inferensi tidak langsung. Inferensi langsung adalah penarikan kesimpulan hanya berdasarkan satu premis. Premis pada inferensi langsung adalah data,
bukti, atau dasar pemikiran yang
menjamin terbentuknya kesimpulan. Konklusi yang ditarik tidak boleh lebih luas dari pada premisnya. Inferensi tidak langsung adalah penarikan kesimpulan berdasarkan dua premis. Premis pada metode ini merupakan proporsi yang digunakan untuk membuat konklusi.
Hukum-Hukum Inferensi
- Kalau premis-premis benar, maka kesimpulan benar.
- Kalau premis-premis salah, maka kesimpulan dapat salah, dapat kebetulan benar.
- Bila kesimpulan salah, maka premis-premis juga salah.
- Bila kesimpulan benar, maka premis-premisnya dapat benar, tetapi dapat juga salah.
Sumber : http://historyterminal.files.wordpress.com/2013/04/kesimpulan.jpg
Konstruksi adalah suatu teori atau pendapat yang dikemukakan sebagai keterangan suatu peristiwa. Konstruksi seakan-akan menjadi jendela untuk mengamati gejala yang ada berdasarkan dapat empiris yang berhasil dianalisa dan disintesakan.
Konstruksi memiliki 2 kutub. Kutub 1 adalah teori sebagai hukum eksperimental. Misalnya, hukum Mendel tentang keturunan yang bisa langsung diuji lewat observasi. Kutub 2 adalah teori sebagai hukum yang berkualitas normal, seperti teori Relativitas Einstein.
Pengelompokan pengembangan ilmu pengetahuan dibagi menjadi 3 periode :
1. Animisme : periode percaya terhadap mitos
2. Ilmu Empiris : tolak ukur ilmu paling sederhana adalah pengalaman
3. Ilmu Teoritis : gejala dalam ilmu empiris diterangkan melalui kerangka berpikir.
3 model konstruksi :
- Model korespondensi: kebenaran sesuatu dibuktikan dengan menemukan relevansinya dengan yang lain.
- Model koherensi: sesuatu dipandang benar bila sesuai dengan moral tertentu dan mementingkan kesesuaian antara kebenaran obyektif dan kebenaran moral/ nilai.
- Model paradigmatis: Konsep kebenaran ditata menurut pola hubungan yang beragam dengan menyederhanakan yang kompleks.
- Reduksionisme: teori itu suatu pernyataan yg abstrak, tidak dapat diamati secara empiris, dan tidak dapat diuji langsung.
- Instrumentalisme: teori adalah instrumen bagi pernyataan observasi agar terarah dan terkonstruksi.
- Realisme: teori dianggap benar bila benar-benar ada sesuai dengan kenyataan.
Sumber : http://img2.bisnis.com/bandung/posts/2011/10/16/101736/perbaikan-jalan1-150x150.jpg
Di akhir sesi kedua ini, kami diberikan tugas oleh Pak Mikha untuk menganalisa salah satu jurnal yang dapat diperoleh di perpustakan Fakultas Psikologi. Tugas tersebut adalah tugas individual yang bertujuan agar para mahasiswa dapat langsung memahami mengenai materi yang baru saja diberikan oleh Pak Mikha. Saya pun mengambil jurnal dengan tema/konstruk “Gambaran Perilaku Masturbasi dan Perasaan Bersalah Akibat Perilaku
Masturbasi pada Remaja Pria”.
Saya memilih jurnal dengan pembahasan diatas karena menurut saya topik yang diperbincangkan sangatlah menarik untuk dianalisa. Topik yang disajikan merupakan topik yang memang sebenarnya masih dipertanyakan oleh masyarakat, di kalangan remaja pada umumnya. Selain itu, para peneliti juga ingin mengetahui secara lebih mendalam mengenai perasaan bersalah yang timbul di kalangan remaja pria yang melakukan masturbasi. Namun dikarenakan kendala waktu, tugas tersebut tidak dapat diselesaikan di kampus dan harus dijadikan sebagai tugas di rumah.
Saya pun sangat bersyukur dan berterima kasih kepada Pak Mikha karena telah dapat memberikan materi dengan baik dan jelas. Tugas yang diberikan juga sangat membantu saya agar menjadi semakin paham dan semakin mengerti mengenai Konfirmasi, Inferensi, dan Konstruksi teori dalam ilmu Filsafat.
Sumber : http://www.anneahira.com/images/penyakit-depresi.jpg
Referensi :
Power Point mengenai Konfirmasi, Inferensi, dan Konstruksi Teori karangan Bapak Mikha Agus Widianto, M.Pd
O
o
waaah rapi bangettt blog nya.... ada review nya juga... kasih nilai 88 deh :D
BalasHapusthanks audy buat komennya hehehe ditunggu komennya di postingan selanjutnya ya :)
HapusBlognya menarik karena banyak gambarnya.. 87 yoo pak ketua!
BalasHapusdipanggil pak ketua berasa tua beneran gw lama2 hahahha thanks ya elika :)
HapusBackground blognya kreatif banget daaahh 88 dan!
BalasHapusiya mike harus dong biar bisa dapet golden ticket nih ceritanya ! hastag ngarep pake banget wkwkwk
Hapusbagus...88 ya dan
BalasHapusthanks litha, stay tune sama blog ini ya hehehe
Hapusblognya keren dan rapih ! 90 !
BalasHapusthanks ray ! tetep rajin update di blog lu juga ya hehehe
Hapusblognya oke 92!
BalasHapusthanks adya ! Spirit To Share !
Hapusgue kasih nilai 90 ya buat danis !
BalasHapusthanks yuli, keep solid ya !! hehehhe
HapusTerima kasih ya penjelasan nya. Blog ini sudah membantu saya dalam pembuatan tugas sekolah saya.
BalasHapusTerima kasih
Pembuatan blog nya terlalu dipaksa dalam beberapa aspek, namun materi yang diberikan cukup bagus dan jelas.
BalasHapusNilai yang pantas kamu dapatkan adalah : 93
LANJUTKAN !
nice one
BalasHapusmateri disajikan dapat dipahami
layak diberi nilai 90