Materi yang diberikan pada pertemuan ini sebenarnya dalah materi yang seharusnya diberikan pada pertemuan selanjutnya di Hari Senin, 22 September 2014. Kelas tambahan diberikan karena beberapa faktor, seperti karena kendala waktu yang terlalu sempit di Blok Filsafat menyebabkan para tim pengajar mengandalkan kelas tambahan untuk menghemar waktu. Selain itu, dosen yang memberikan materi juga memiliki kepentingan dan kesibukan lainnya selain memberikan materi kepada para mahasiswa sehingga kami harus menyesuaikan jadwal yang diberikan oleh tim pengajar.
Logika (Critical Thinking)
Pada sesi ketiga ini, kami diberikan materi mengenai Logika (Critical Thinking) oleh Pak Mikha dan juga Pak Carolus. Tidak semua mahasiswa dapat mengikuti sesi dalam acara perkuliahan pada materi ini dkarenakan adanya kepentingan lain.
Logika
Logika adalah cabang filsafat yg mempelajari aturan formal serta kriteria yang sesuai dengan fakta (valid) bagi
penalaran dan penyimpulan untuk mencapai kebenaran yang dapat dipertanggungjawabkan
secara rasional. Logika disebut sebagai ilmu Filsafat yang praktis karena merupakan suatu keterampilan untuk menerapkan hukum-hukum pemikiran dalam praktek.
Objek dalam logika dibagi menjadi 2, yaitu objek material dan juga objek formal. Objek material adalah manusia itu sendiri. Sedangkan objek formal adalah akal
budi untuk
melakukan penalaran yang tepat yang tampak melalui ungkapan pikiran melalui bahasa.
Manfaat belajar logika :
- Membantu setiap orang untuk mampu berpikir kritis, rasional, metodis.
- Meningkatkan kemampuan nalar secara abstrak.
- Mampu berdiri lebih tajam dan mandiri.
- Menambah kecerdasan berpikir sehingga menghindari kesesatan dan kekeliruan dalam menarik kesimpulan.
Macam-macam logika :
- Logika kodrati : suatu suasana saat akal budi bekerja menurut hukum logika secara spontan.
bertanya mengapa harus membeli pulsa karena dia yakin itu
perintah ibunya.
- Logika ilmiah : berusaha mempertajam akal budi manusia agar dapat bekerja lebih teliti atau tepat sehingga kesesatan dapat dihindari dan dipertangungjawabkan secara rasional.
- Logika formal (minor) : logika yang memperhatikan penyusunan pertanyaan yang menjadi premis atau dasar penyimpulan.
Premis 1 : Pensil adalah benda fisik
Premis 2 : Pensil adalah baju
Kesimpulan : Baju adalah benda fisik
Kalau kita sesuaikan dengan kenyataan, jelaslah bahwa isi dari tiga pernyataan yang
membentuk argumen di atas adalah salah (tidak sesuai fakta). Namun argumen tersebut benar berdasarkan logika
formal dari segi bentuknya, karena kesimpulan sungguh ditarik dari premis atau titik pangkal yang
menjadi dasar penyimpulan tersebut.
- Logika Material (mayor) : logika yang membahas mengenai kebenaran isi. Argumen dikatakan benar apabila pernyataan yang membentuk argumen sesuai dengan kenyataan.
Contoh :
Premis 1 : Semua manusia memiliki akal budi
Premis 2 : Andi adalah manusia
Kesimpulan : Andi memiliki akal budi
Kalau kita sesuaikan dengan kenyataan, jelaslah bahwa isi dari tiga pertanyaan yang
membentuk argumen di atas adalah benar (sesuai dengan kenyataan) dengan demikian argumen tersebut memiliki kebenaran isi. Namun, kalau kita teliti lebih lanjut, argumen tersebut sesungguhnya secara
formal (menurut bentuknya) tidaklah sahih
(valid).
Sumber : http://ketinggalan.files.wordpress.com/2010/12/logika.png
Critical Thinking
Berpikir secara kritis adalah merasionalisasi kehidupan manusia dan secara
hati-hati mengamati / memeriksa
proses berpikir sebagai dasar untuk mengklarifikasi dan memperbaiki pemahaman kita tentang sesuatu.
Karakteristik berpikir kritis :
1. Rasional, Reasonable, Reflektif
Pemikiran harus didasrkan pada adanya fakta atau bukti-bukti yang memperkuat adanya suatu pernyataan dan bukan berdasarkan keinginan pribadi.
2. Melihatkan sikap skeptis yang sehat dan konstruktif
Tidak menerima ataupun menolak
ide-ide, kecuali karena mengerti hal tersebut. Menaati peraturan setelah berpikir panjang dengan mencari pemahaman, merasionalisasikannya, mengikuti yang
masuk akal, dan bekerja untuk memperbaiki yang
tidak masuk akal.
3. Otonomi
Tidak mudah dimanipulasi karena memang berasal dari pemahaman dan pemikiran dalam diri kita sendiri.
4. Kreatif
Menciptakan ide-ide atau gagasan-gagasan yang sifatnya baru dan asli dengan cara menggabungkan pemikiran dan konsep-konsep yang ada.
5. Adil
Seseorang yang berpikir secara kritis harus bisa menciptakan suatu argumen atau pernyataan yang sifatnya tidak memihak pada kepentingan tertentu.
6. Dapat dipercaya dan dilakukan
Seseorang yang memiliki critical thinking harus dapat melakukan observasi yang benar-benar dapat dilakukan dan kesimpulan yang diberikan dapat dipercaya.
Berikut ini adalah 5 model dalam berpikir kritis (THINK) :
T : Total Recall
H : Habits
I : Inquiry
N : New Ideas and Creativity
K : Knowing how you think
kemampuan untuk mengakses pengetahuan dimana pengetahuan merupakan sesuatu yang
dipelajari dan disimpan dalam pikiran. Total Recall erat sekali hubungannya dengan memori yang dimiliki seseorang. Namun, biasanya seseorang akan menerapkan cara berupa pengelompokan kata / angka ke dalam suatu bagian sehingga memudahkan proses untuk mengingat.
2. Habits (Kebiasaan)
pendekatan berpikir yang sering kali diulang-ulang sehingga melakukan sesuatu tanpa harus dipikirkan terlebih dahulu. Contoh : Orang yang terbiasa bangun jam 5 pagi akan selalu bangun jam 5 pagi meskipun tidak memiliki kepentingan atau aktivitas yang harus dilakukan pada saat tersebut.
3. Inquiry (Pencarian Informasi)
memeriksa isu-isu secara mendalam dengan menanyakan hal yang terlihat nyata. Teknik berpikir secara inquiry termasuk menggali dan menanyakan segala sesuatu untuk menegakkan suatu kesimpulan.
4. New Ideas and Creativity
Seseorang yang berpikir kritis selalu akan memunculkan ide-ide yang baru dan berpikir secara lebih kreatif dalam segala situasi. Critical thinking menghasilkan seorang individu yang selalu berbeda di antara kumpulan orang yang ada.
5. Knowing How You Think
Berpikir mengenai bagaimana cara seseorang dapat berpikir. Artinya, seseorang yang berpikir kritis akan mengupas lebih dalam lagi mengenai fenomena-fenomena yang terjadi di dalam kehidupan ini.
Sumber : http://blogs.lsa.umich.edu/ltc/wp-content/uploads/2013/11/thinking.jpg
Pada akhir sesi ketiga ini, Pak Carolus nampaknya sangat mengerti dan memahami mengenai perasaan dan juga perilaku yang ditampilkan oleh para mahasiswa. Melalui pemikiran Pak Carolus yang kritis, Pak Carolus telah dapat mengetahui bahwa sebagian besar mahasiswa tidak memiliki atensi terhadap materi pembelajaran yang diberikan. Padahal, masih ada satu sesi kelas lagi yang harus diberikan kepada seluruh mahasiswa. Oleh sebab itu, Pak Carolus mengajak seluruh mahasiswa untuk refreshing sejenak dengan bermain permain "Simon Says" menggunakan pernyataan "Si Unyil Berkata". Pak Carolus pun menantang 150 mahasiswa yang ada di dalam kelas tersebut apabila bisa mengalahkannya maka beliau akan bersujud di depan para mahasiswa.
Saya merasa bahwa permainan ini sangatlah mudah dan bukan perkara yang sulit bagi saya untuk mengalahkan Pak Carolus. Namun, ternyata semua itu tidak berjalan sesuai dengan pemikiran saya. Pak Carolus memerintahkan kami semua untuk memegang hidung menggunakan tangan. Setelah itu, Pak Carolus memerintahkan lagi untuk memegang telinga, Karena saya menganggap remeh permainan ini, saya langsung melepas pegangan tangan saya yang berada di hidung kemudian saya pindahkan ke telinga. Akhirnya saya kalah dan tidak berhasil mengalahkan Pak Carolus. Namun, masih ada sekitar 25 mahasiswa yang tidak terkecoh oleh Pak Carolus. Lagi-lagi Pak Carolus memiliki pemikiran yang sangat briliant. Ia menyuruh mahasiswa yang berhasil untuk maju ke depan kelas dan akan diberi penghargaan, namun tidak menggunakan awalan "Si Unyil Berkata". Akhirnya seluruh mahasiswa kalah dalam permainan ini.
SI UNYIL
Sumber : http://blog.djarumbeasiswaplus.org/rizkydwi/files/2013/09/si_unyil.jpg
Saya pun langsung berpikir kembali mengenai makna apa yang dapat dipetik dari dalam permainan ini. Menurut saya, permainan ini bertujuan untuk menjernihkan kembali pikiran para mahasiswa yang sebagian besar telah suntuk dalam menerima materi pelajaran. Permainan ini memerlukan konsentrasi penuh apabila ingin memenangkannya. Selain itu, merasa sombong dan meremehkan segala sesuatu adalah tindakan yang pada akhirnya akan menjerumuskan kita sendiri. Jadi, permainan "Si Unyil Berkata" ini juga telah memberikan pelajaran moral bagi kita semua untuk tidak boleh meremehkan segala sesuatu.
Selain permainan "Unyil Berkata", kami juga diajak untuk melakukan satu permainan kecil lagi dari Pak Carolus. Kami diajak untuk mengasah kemampuan berpikir kami dengan cara menuliskan kata apa saja yang terlintas dalam benak kami ketika pertama kali mendengar kata "TANGAN". Kami hanya diberikan waktu kurang lebih 2 menit dan saya hanya mampu untuk menuliskan 13 kata. Ada sekitar 5 orang di antara kami yang mampu untuk menuliskan lebih dari 20 kata menggunakan kata tangan dan memang memiliki arti. Saya pun juga menyimpulkan bahwa kemampuan berpikir setiap orang berbeda antara yang satu dengan yang lainnya. Semua itu kembali lagi ke dalam diri kita masing-masing apakah ingin mengasah kemampuan pikiran kita atau tidak.
Logika (Induksi dan Deduksi)
Induksi dan deduksi selalu berdampingan karena induksi tidak dapat ada tanpa adanya deduksi. Deduksi selalu dijiwai oleh adanya induksi. Dalam memperoleh pengetahuan, biasanya induksi mendahului deduksi. Sedangkan, di dalam logika biasanya deduksi mendahului induksi. Hal tersebut dikarenakan deduksi dipandang lebih penting untuk latihan dan perkembangan pikiran.
Penalaran Induktif
Kebenaran konklusi dalam logika induktif, baik dalam analogi maupun generalisasi bersifat tidak pasti, karena hanya bersifat mungkin (probabel). Tinggi rendahnya probabilitas konklusi induktif dipengaruhi oleh :
(1) faktor fakta: ‘semakin besar jumlah fakta yang dijadikan dasar penalaran induktif, akan makin tinggi probabilitas konklusi dan sebaliknya’.
(2) faktor analogi: ‘semakin besar jumlah faktor analogi dalam premis, makin rendah probabilitas konklusinya, dan sebaliknya.’
(3) faktor disanalogi: ‘semakin besar faktor disanalogi dalam premis, akan makin tinggi probabilitas konklusinya, dan sebaliknya’.
(4) faktor luas konklusi: ‘semakin luas konklusi, semakin rendah probabilitasnya, dan sebaliknya’.
Hubungan sebab akibat merupakan salah satu bentuk penalaran induksi yang memiliki prinsip bahwa "suatu peristiwa disebabkan oleh sesuatu". Hubungan sebab akibat memiliki 3 pola, yaitu :
1. Hubungan sebab ke akibat
2. Hubungan akibat ke sebab
Suatu hari saya bersama teman-teman hendak pergi berlibur ke Puncak. Karena mobil bus sesak dengan penumpang, maka saya memilih menggunakan mobil pribadi di mana saya bisa mengendarainya dengan santai dan tidak berhimpitan dengan lainnya. Ketika dalam perjalanan mobil yang saya kendarai mengalami gangguan dan akhirnya mogok. Mobil mogok adalah akibat dari sesuatu, dan sesuatu itu yang menjadi sebabnya.
3. Hubungan akibat ke akibat
Dalam perjalanan pulang kuliah, saya melihat jalan yang becek. Saat sampai di rumah saya melihat sekitar halaman basah. Kemudian, saya teringat pakain yang saya jemur di pagi hari. Saya langsung berpikir bahwa pakaian tersebut pasti sudah basah. Pakaian menjadi basah bukan disebabkan jalanan becek dan halaman rumah yang basah, melainkan karena hujan. Kedua gejala yang terjadi tersebut, yaitu jalanan becek dan halaman rumah basah serta pakaian yang dijemur basah sama-sama merupakan akibat dari penyebab yang tidak saya pikirkan lagi, yaitu hujan yang turun.
Contoh Silogisme :
Premis Mayor : semua manusia di muka bumi ini memiliki tangan
Premis Minor : Budi adalah manusia di muka bumi ini
Kesimpulan : Budi memiliki tangan
Pada akhir sesi keempat ini, banyak sekali hal-hal yang diberikan oleh Pak Carolus kepada kami untuk mengurangi kepenatan dalam menerima seluruh materi di hari itu. Pak Carolus mengajak kami semua untuk berpikir mengenai 5 orang yang paling kami sayangi di dalam hidup ini lalu kemudian menuliskan alasan mengapa kami dapat menyayangi mereka. Setelah itu, kami pun diajak untuk memberikan pesan kepada 5 orang apabila kami harus mengakhiri hidup pada saat itu juga. Saya pun menulis Kakek (Ayah dari ibu), Ibu, Stanley (Kakak Pertama), Sutra (Kakak Kedua), dan Vidhana (Adik Perempuan) dalam 5 orang yang paling saya sayangi. Berikut adalah hasil kesan pesan yang saya berikan kepada mereka :
Selain itu, kami para mahasiswa Psikologi UNTAR 2014 juga diberikan sedikit pengetahuan mengenai hipnosis. Materi tersebut diberikan oleh Pak Carolus hanya sebagai tambahan pengetahuan saja bagi kami. Kami pun langsung mempraktekkan hal yang sangat mendasar terlebih dahulu. Kami diajak untuk memejamkan mata dan mencoba untuk mengendalikan diri kami masing-masing dengan tidak menolak setiap sugesti yang diberikan oleh Pak Carolus. Kemudian Pak Carolus mencoba untuk memberikan sugesti kepada kami.
Awalnya, kami diberikan perintah untuk menaruh tangan kami ke depan dan dalam posisi terbuka. Kemudian kami diberikan sugesti bahwa di tangan kiri kami telah ditaruh batu yang semakin lama semakin berat. Sedangkan, di tangan kanan kami telah menggenggam satu buah balon yang sangat ringan. Sugesti tersebut diberikan oleh Pak Carolus secara berulang-ulang dan saya telah berhasil menerima sugesti dari beliau. Ketika saya membuka mata, tangan kiri saya lebih rendah dari pada tangan kanan saya dikarenakan sugesti yang diberikan.
Pak Carolus juga mencoba menunjukkan kepada kami mengenai kemampuannya membaca pikiran. Namun pada permainan kali ini, hanya dapat melibatkan satu orang mahasiswa yang ditunjuk secara sukarela. Pak Carolus telah meletakkan 7 barang dan Hosea yang merupakan sukarelawan diperintahkan untuk memilih 2 benda yang paling berguna dalam hidupnya. Hosea pun memilih Handphone dan juga jam tangan sebagai beda yang paling berguna dalam hidupnya. Setelah itu, Pak Carolus kembali memerintahkan Hosea untuk memilih salah satu di antara kedua barang tersebut sebagai barang yang paling penting di dalam hidupnya. Hosea memilih handphone dikarenakan jam / waktu telah tersedia dan merupakan salah satu aplikasi dari Handphone. Pak Carolus memang sangat mengejutkan. Ternyata ia telah menulis suatu kata di dalam secarik kertas yang dititipkan kepada satu orang sukarelawan lagi di kelas yang dianggap mahasiswa yang jujur. Mahasiswa tersebut adalah Jessica dan langsung membacakan secarik kertas yang telah dititipkan. Ternyata tulisan yang ada di dalam kertas tersebut adalah "HANDPHONE". Pak Carolus pun menyampaikan kepada kita semua bahwa semua itu juga dapat dilakukan oleh siapapun dengan menggunakan kata-kata yang memimpin target kepada benda tersebut. Meskipun tidak diajarkan secara detail, namun saya telah memiliki gambaran mengenai kemampuan dari Pak Carolus tersebut.
Pertemuan keempat ini merupakan pertemuan yang sangat berat untuk dilalui karena begitu banyak materi dan juga tugas yang diberikan kepada kami semua. Namun saya rasa dengan adanya selingan berupa games-games kecil kepada kami cukup membantu para mahasiswa untuk mengembalikan atensi kami. :)
Referensi :
Power Point mengenai Logika Deduktif-Induktif karangan Romo Carolus Suharyanto, Lic. Theol
Power Point mengenai Logika Deduktif karangan Bapak Mikha Agus Widianto, M.Pd
Power Point mengenai Logika Induktif karangan Bapak Mikha Agus Widianto, M.Pd
Selain permainan "Unyil Berkata", kami juga diajak untuk melakukan satu permainan kecil lagi dari Pak Carolus. Kami diajak untuk mengasah kemampuan berpikir kami dengan cara menuliskan kata apa saja yang terlintas dalam benak kami ketika pertama kali mendengar kata "TANGAN". Kami hanya diberikan waktu kurang lebih 2 menit dan saya hanya mampu untuk menuliskan 13 kata. Ada sekitar 5 orang di antara kami yang mampu untuk menuliskan lebih dari 20 kata menggunakan kata tangan dan memang memiliki arti. Saya pun juga menyimpulkan bahwa kemampuan berpikir setiap orang berbeda antara yang satu dengan yang lainnya. Semua itu kembali lagi ke dalam diri kita masing-masing apakah ingin mengasah kemampuan pikiran kita atau tidak.
Sumber : https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgYcM6D3NxzSzbwZHTuujMPWA2My3_foasCEKyKBv0zSOoWhUUUy7TrBxZVkc6EigcRmjg_6M3f_6zL0-vwf7w0fClLk8LW2wyr_bbVl67S_R6rHIQancv8OLnPx01wDwJJ8FqyDtig6g/s1600/Sehat_Indonesia_Obat_Penyakit.jpg
Referensi :
Power Point mengenai Logika karangan Bapak Mikha Agus Widianto, M.Pd
Power Point mengenai Critical Thinking karangan Romo Carolus Suharyanto, Lic. Theol
Logika (Induksi dan Deduksi)
Induksi dan deduksi selalu berdampingan karena induksi tidak dapat ada tanpa adanya deduksi. Deduksi selalu dijiwai oleh adanya induksi. Dalam memperoleh pengetahuan, biasanya induksi mendahului deduksi. Sedangkan, di dalam logika biasanya deduksi mendahului induksi. Hal tersebut dikarenakan deduksi dipandang lebih penting untuk latihan dan perkembangan pikiran.
Berpikir secara induktif artinya cara kerja ilmu pengetahuan yang bertolak dari sejumlah proposisi tunggal untuk menarik kesimpulan umum. Atas dasar fakta yang memperlihatkan kesamaan yang kemudian dirumuskan menjadi kesimpulan umum.
Tiga ciri penalaran induktif:
1) Premis
penalaran induktif merupakan proposisi empiris yang ditangkap indera
2) Kesimpulan lebih luas daripada apa yang
dinyatakan dalam premis
3) Meski kesimpulan tak mengikat, tapi manusia menerimanya. Jadi konklusi induksi punya kredibilitas rasional, yaitu probabilitas.
Generalisasi Induktif
adalah proses penalaran berdasarkan pengamatan atas gejala tertentu untuk menarik kesimpulan umum. Generalisasi Induktif memiliki prinsip bahwa apa yang terjadi beberapa kali
dalam kondisi tertentu diharapkan akan selalu terjadi bila kondisi yang sama terpenuhi.
Tiga syarat membuat generalisasi:
1) Tidak terbatas secara numerik atau tidak terikat pada jumlah tertentu
2) Harus dapat berlaku dimana saja
3) Dapat dijadikan dasar pengandaian.
Analogi Induktif
proses
penalaran untuk menarik kesimpulan tentang kebenaran suatu gejala khusus berdasarkan
kebenaran gejala khusus yg lain yg punya sifat esensial yg sama (atas dasar persamaan)
Contoh :
Jeruk 1 memiliki kulit orange, matang, kecil, ternyata rasanya manis
Jeruk 2 memiliki kulit orange, matang, kecil, ternyata rasanya manis
Jeruk 3 memiliki kulit orange, matang, kecil, ternyata rasanya manis
Jeruk 4 memiliki kulit orange, matang, kecil --> kesimpulannya : rasanya manis
(1) faktor fakta: ‘semakin besar jumlah fakta yang dijadikan dasar penalaran induktif, akan makin tinggi probabilitas konklusi dan sebaliknya’.
(2) faktor analogi: ‘semakin besar jumlah faktor analogi dalam premis, makin rendah probabilitas konklusinya, dan sebaliknya.’
(3) faktor disanalogi: ‘semakin besar faktor disanalogi dalam premis, akan makin tinggi probabilitas konklusinya, dan sebaliknya’.
(4) faktor luas konklusi: ‘semakin luas konklusi, semakin rendah probabilitasnya, dan sebaliknya’.
Hubungan sebab akibat merupakan salah satu bentuk penalaran induksi yang memiliki prinsip bahwa "suatu peristiwa disebabkan oleh sesuatu". Hubungan sebab akibat memiliki 3 pola, yaitu :
1. Hubungan sebab ke akibat
dompet
yang berisi uang hilang (sebab) maka anda tidak bisa membeli sepatu
yang diinginkan (akibat). Jadi “uang hilang” merupakan sebab dan “tidak jadi membeli sepatu” merupakan akibat.
Suatu hari saya bersama teman-teman hendak pergi berlibur ke Puncak. Karena mobil bus sesak dengan penumpang, maka saya memilih menggunakan mobil pribadi di mana saya bisa mengendarainya dengan santai dan tidak berhimpitan dengan lainnya. Ketika dalam perjalanan mobil yang saya kendarai mengalami gangguan dan akhirnya mogok. Mobil mogok adalah akibat dari sesuatu, dan sesuatu itu yang menjadi sebabnya.
3. Hubungan akibat ke akibat
Dalam perjalanan pulang kuliah, saya melihat jalan yang becek. Saat sampai di rumah saya melihat sekitar halaman basah. Kemudian, saya teringat pakain yang saya jemur di pagi hari. Saya langsung berpikir bahwa pakaian tersebut pasti sudah basah. Pakaian menjadi basah bukan disebabkan jalanan becek dan halaman rumah yang basah, melainkan karena hujan. Kedua gejala yang terjadi tersebut, yaitu jalanan becek dan halaman rumah basah serta pakaian yang dijemur basah sama-sama merupakan akibat dari penyebab yang tidak saya pikirkan lagi, yaitu hujan yang turun.
Manfaat belajar penalaran secara induktif adalah memberikan pembenaran atas kencenderungan manusia berdasarkan kebiasaan. Kesimpulan secara induktif memang tidak dapat memberikan jaminan bahwa kebenaran yang dinyatakan bersifat pasti, tetapi ada cara tertentu dimana kita dapat menekan kemungkinan kesalahan. Data dalam metode ini tidak boleh terburu-buru, ceroboh, dan hanya dilandasi oleh prasangka.
Sumber : http://rofiudin23.files.wordpress.com/2013/03/sebab-akibat-300x225.jpg
Penalaran Deduktif
Penalaran deduktif selalu diungkapkan melalui metode penarikan kesimpulan secara silogisme. Silogisme adalah suatu bentuk argumentasi
yang bertitik tolak pada premis-premis untuk ditarik suatu kesimpulan. Premis-premis dari suatu argumentasi deduktif
yang tepat berisi semua bukti
yang dibutuhkan untuk membuktikan kebenaran suatu kesimpulan (Jika premis benar maka kesimpulan benar).
Premis akan dianggap benar jika sesuai dengan kenyataan. Misalnya "Seluruh mahasiswa Psikologi Untar memiliki NIM dengan awalan 705 sebagai kode Fakultas Psikologi". Pernyataan tersebut disebut premis benar sebab sesuai dengan kenyataan. Namun, apabila premis yang dinyatakan "Seluruh mahasiswa Psikologi Untar menyukai buah mangga". Pernyataan tersebut disebut premis salah sebab tidak semua mahasiswa psikologi untar menyukai buah mangga.
Ciri-ciri Silogisme :
1. Semua pernyataannya adalah proposisi kategoris.
2. Terdiri dari dua premis dan sebuah kesimpulan.
3. Dua premis dan satu kesimpulan secara bersama-sama memuat tiga
term (kata) yang berbeda dan masing-masing trem tampak di
dalam dua dari tiga proposisiContoh Silogisme :
Premis Mayor : semua manusia di muka bumi ini memiliki tangan
Premis Minor : Budi adalah manusia di muka bumi ini
Kesimpulan : Budi memiliki tangan
Sumber : http://4.bp.blogspot.com/-vRnIiaJ2BoA/U1ty5BDQbhI/AAAAAAAACaI/ukAZz7NF_SY/s1600/images+(1).jpg
Pada akhir sesi keempat ini, banyak sekali hal-hal yang diberikan oleh Pak Carolus kepada kami untuk mengurangi kepenatan dalam menerima seluruh materi di hari itu. Pak Carolus mengajak kami semua untuk berpikir mengenai 5 orang yang paling kami sayangi di dalam hidup ini lalu kemudian menuliskan alasan mengapa kami dapat menyayangi mereka. Setelah itu, kami pun diajak untuk memberikan pesan kepada 5 orang apabila kami harus mengakhiri hidup pada saat itu juga. Saya pun menulis Kakek (Ayah dari ibu), Ibu, Stanley (Kakak Pertama), Sutra (Kakak Kedua), dan Vidhana (Adik Perempuan) dalam 5 orang yang paling saya sayangi. Berikut adalah hasil kesan pesan yang saya berikan kepada mereka :
Orang-orang yang saya cintai
Sumber : Dokumen Pribadi Penulis
Pesan terhadap orang yang saya cintai
Sumber : Dokumen Pribadi Penulis
Selain itu, kami para mahasiswa Psikologi UNTAR 2014 juga diberikan sedikit pengetahuan mengenai hipnosis. Materi tersebut diberikan oleh Pak Carolus hanya sebagai tambahan pengetahuan saja bagi kami. Kami pun langsung mempraktekkan hal yang sangat mendasar terlebih dahulu. Kami diajak untuk memejamkan mata dan mencoba untuk mengendalikan diri kami masing-masing dengan tidak menolak setiap sugesti yang diberikan oleh Pak Carolus. Kemudian Pak Carolus mencoba untuk memberikan sugesti kepada kami.
Awalnya, kami diberikan perintah untuk menaruh tangan kami ke depan dan dalam posisi terbuka. Kemudian kami diberikan sugesti bahwa di tangan kiri kami telah ditaruh batu yang semakin lama semakin berat. Sedangkan, di tangan kanan kami telah menggenggam satu buah balon yang sangat ringan. Sugesti tersebut diberikan oleh Pak Carolus secara berulang-ulang dan saya telah berhasil menerima sugesti dari beliau. Ketika saya membuka mata, tangan kiri saya lebih rendah dari pada tangan kanan saya dikarenakan sugesti yang diberikan.
Sumber : http://www.hdindonesia.com/images/artikel/cidera_tangan.jpg
Pak Carolus juga mencoba menunjukkan kepada kami mengenai kemampuannya membaca pikiran. Namun pada permainan kali ini, hanya dapat melibatkan satu orang mahasiswa yang ditunjuk secara sukarela. Pak Carolus telah meletakkan 7 barang dan Hosea yang merupakan sukarelawan diperintahkan untuk memilih 2 benda yang paling berguna dalam hidupnya. Hosea pun memilih Handphone dan juga jam tangan sebagai beda yang paling berguna dalam hidupnya. Setelah itu, Pak Carolus kembali memerintahkan Hosea untuk memilih salah satu di antara kedua barang tersebut sebagai barang yang paling penting di dalam hidupnya. Hosea memilih handphone dikarenakan jam / waktu telah tersedia dan merupakan salah satu aplikasi dari Handphone. Pak Carolus memang sangat mengejutkan. Ternyata ia telah menulis suatu kata di dalam secarik kertas yang dititipkan kepada satu orang sukarelawan lagi di kelas yang dianggap mahasiswa yang jujur. Mahasiswa tersebut adalah Jessica dan langsung membacakan secarik kertas yang telah dititipkan. Ternyata tulisan yang ada di dalam kertas tersebut adalah "HANDPHONE". Pak Carolus pun menyampaikan kepada kita semua bahwa semua itu juga dapat dilakukan oleh siapapun dengan menggunakan kata-kata yang memimpin target kepada benda tersebut. Meskipun tidak diajarkan secara detail, namun saya telah memiliki gambaran mengenai kemampuan dari Pak Carolus tersebut.
Sumber : http://thumbs.dreamstime.com/z/illustration-orange-handphone-3575446.jpg
Pertemuan keempat ini merupakan pertemuan yang sangat berat untuk dilalui karena begitu banyak materi dan juga tugas yang diberikan kepada kami semua. Namun saya rasa dengan adanya selingan berupa games-games kecil kepada kami cukup membantu para mahasiswa untuk mengembalikan atensi kami. :)
Referensi :
Power Point mengenai Logika Deduktif-Induktif karangan Romo Carolus Suharyanto, Lic. Theol
Power Point mengenai Logika Deduktif karangan Bapak Mikha Agus Widianto, M.Pd
Power Point mengenai Logika Induktif karangan Bapak Mikha Agus Widianto, M.Pd
T
T
blognya uda bagus kok backgroundnya juga lucu ^^
BalasHapusgw nilai 80 yah semangat terus ya ngerjainnya
hahaha iya biar menarik aja maka nya di kasih background kayak gitu, thanks buat komen dan nilainya ya liesye ! :)
HapusNice post :D . Gue kasih nilai 85 buat blognya
BalasHapusthanks anas ! stay tune sama blog gw ya ! hahhaha
HapusIsinya lengkap banget berasa ikut kelas wkwk 90 !
BalasHapushahahaha amin amin thanks rey ! semoga bisa bermanfaat ya !
HapusBagus nih banyak dan lengkap hehe nilainya 85 yaa :)
BalasHapusthanks ya adya, keep posting di blog lu juga hehehe
HapusWihhh asikk deh blognya bagusss hahahaha penjelasannya lengkapp beud wkwkwk 89 deh dan buat lu :)
BalasHapushahaha thanks ya mey, amin amin deh semoga bermanfaat :)
HapusDannis kata2 di blog nya oke banget . Isi nya juga menarik dan lengkapp . 91 buat luuuu
BalasHapushay gwenn !! makin keliatan aja ya kamu ini hahaha thanks buat komennya ya, semoga bermanfaat :)
Hapuskreatif, 80 yaaa.
BalasHapusthanks flo, semoga bermanfaat :)
HapusGilaaaaa ga tahan gw liat lengkapnya.. Hahahaha 96 dan! hahahaha
BalasHapuswaduhhh dapet komen dari salah satu anak paling pinter & rajin di kelas itu sesuatu banget yaaa, di kasih nilai bagus lagi. thanks mike !
Hapuspostingan nya lengkap bget, backgroundnya juga lucu haha.. aku kasi nilai 85. keep posting ya wara wiriii... :D
BalasHapuswow wow wow !! wara wiri loh dipanggilnya hahaha tapi gapapa, thanks ya udh mau visit sama komen di blog ini. God Bless :)
HapusIsinya lengkap dan menarik, lanjutkan !
BalasHapusthanks ben, tapi btw nilainya berapa ya ben? hahaha
HapusKomplit banget dan bagus, tampilannya oke jg. 90!
BalasHapusthanks cecil, semoga bisa bermanfaat ya buat referensi hehe
Hapuswah, keren dan..lengkap bgd blog u. background na jg lucu.. wkwkwk
BalasHapusthanks nessa ! hahaha kalo bisa minta nilainya juga ya hehe
HapusWah lengkap banget isi blognyaaaa dan mudah dipahami :)
BalasHapusthanks ya lulu, semoga bisa bermanfaat dan kalo bisa di kasih nilai juga ya buat blog ini. Thanks :)
HapusPostnya lengkap bgt dannisss.. Nilainya 90 yahh
BalasHapusamin amin dess, stay tune ya sama blog sayaaaa hahahha
Hapuspostnya bagusss nilainya 90 yaaa danis
BalasHapusthanks tasya, semoga bermanfaat yaaa :)
HapusRangkumannya lengkap dan nilai 85 yah buat dannis
BalasHapusthanks yuli ! keep solid bareng kelompok Spirit To Share hehe
Hapuspost nya lengkap banget .. nilainya 90 dehh wkkw
BalasHapusthanks angel, keep posting juga ya di blog lu hehehe
Hapuslengkap banget ya blog lu, tumben. hahahha. 80 deh gw kasih nilai.
BalasHapuswah kenapa ada kata "tumben" nya ya jor? hahahaha
Hapuslucu nis tulisannya gmbrnya kreatif yah wkwkwk 90 yahh..
BalasHapusiya dong sama kayak orangnya lucu #narsis wkwkwk thanks yaa
Hapusbagus , lengkap, ada gambarnya.. 96 buat dannis :)
BalasHapusthanks yolaaaaa, keep solid sama temen-temen kelompok yaaa hehe:)
Hapuswahh...udh sangat lengkap nih postingannya dan, gue ksh nilai 93 ya
BalasHapuswow ! thanks banget litha buat nilainya hehehe
Hapusbagus nih postingannya 92 yaa
BalasHapusthanks adya buat nilainya, semoga bermanfaat blognya hehe
HapusTerima kasih ya penjelasan nya. Blog ini sudah membantu saya dalam pembuatan tugas sekolah saya.
BalasHapusTerima kasih
Pembuatan blog nya terlalu dipaksa dalam beberapa aspek, namun materi yang diberikan cukup bagus dan jelas.
BalasHapusNilai yang pantas kamu dapatkan adalah : 93
LANJUTKAN !
Cukup jelass nihh Dann...
BalasHapus