Kamis, 02 Oktober 2014

FIELTRIP TO SETU BABAKAN (Kamis, 2 Oktober 2014)

Pertemuan Kesembilan merupakan pertemuan pertama setelah kami tidak mendapatkan materi di Fakultas Psikologi karena seluruh mahasiswa harus menempuh Ujian Tengah Semester untuk Mata Kuliah Umum (MKU). Pertemuan pertama pada minggu pertama di bulan Oktober memang tidak seperti biasanya dimana kami hanya duduk saja di dalam kelas untuk mendengarkan materi dari dosen. Pada pertemuan kali ini, kami diajak oleh tim dosen untuk berkunjung ke suatu kampung betawi yang berada di daerah Jakarta Selatan, yaitu Setu Babakan.


Seluruh mahasiswa Fakultas Psikologi mengawali fieldtrip pada hari ini dengan berkumpul bersama di kampus selambat-lambatnya jam 6.45. Setelah itu, kami diberikan semacam kuliah pendek mengenai Seni & Budaya dan Etos Kerja. Kemudian, kami juga diberikan arahan mengenai apa saja yang harus kami lakukan selama kami berada di Setu Babakan. Kami diminta untuk berinteraksi langsung dengan masyarakat di sana termasuk para pedagang yang menjajakan berbagai macam makanan khas kuliner betawi dengan cara mengadakan semacam wawancara singkat. Setelah berbagai macam penjelasan diberikan, kami diabsen terlebih dahulu sebelum berangkat menggunakan bus yang telah disiapkan untuk mengantarkan kami ke tempat tujuan.


Sumber : Dokumentasi Pribadi Penulis

Kami menggunakan 3 bus Symphonie untuk mengantarkan kurang lebih 170 mahasiswa beserta tim dosen ke Setu Babakan. Waktu perjalanan kami untuk sampai ke Kampung Betawi ini adalah satu setengah jam dikarenakan kondisi lalu lintas di daerah Jakarta yang terlampau padat. Sesampainya di sana, Pak Raja langsung memberikan kami instruksi untuk berkumpul bersama terlebih dahulu karena adanya pembekalan terakhir sebelum kami mengerjakan tugas pada masing-masing kelompoknya. Kami diberikan waktu dari jam 10.00 hingga 14.15 untuk mengerjakan tugas. Tugas yang diberikan adalah kami diminta untuk mencari informasi dari para seniman betawi di sana tentang dampak modernisasi terhadap seni dan budaya di sana. Setelah itu, kami juga diminta untuk mengetahui etos kerja dari para pedagang yang berjualan di Setu Babakan. 

Kelompok Spirit To Share yang berangkat ke Setu Babakan ini tidak lengkap karena ada salah satu anggota kelompok kami yang tidak dapat hadir karena sakit. Hal ini sangat disayangkan namun kami tetap antusias untuk mengikuti seluruh acara pada hari ini. Kami mencoba untuk menunjukan ciri khas kami agar berbeda dari kelompok yang lain dan dapat menumbuhkan rasa solidaritas antar anggota kelompok. Kami sepakat untuk menggunakan baju berwarna putih agar kompak dan juga menggunakan semacam gelang sederhana di tangan kanan kami untuk menunjukkan identitas kelompok kami. Gelang tersebut dibuat menggunakan tali pita sederhana berwarna kuning dan juga ungu.


Sumber : Dokumen Pribadi Penulis


Setelah briefing, kelompok kami tidak langsung mengerjakan tugas yang diberikan itu. Kami menikmati hidangan makanan terlebih dahulu yang diberikan dari pihak Universitas sembari kami menyusun strategi untuk mengerjakan tugas. Spirit to Share sepakat untuk membagi kelompok menjadi 2 bagian, yaitu Angel, Adya, Rey, dan saya menyelesaikan tugas pada bidang seni dan budaya terlebih dahulu sementara Elika, Yuli, dan Yola mengerjakan tugas untuk mewawancarai para pedagang di sana. Kami juga sepakat apabila ada salah satu bagian yang sudah selesai dalam mengerjakan tugasnya langsung segera memberi kabar kepada anggota kelompok lain sehingga dapat mengerjakan tugas lainnya secara bersama-sama. Berikut adalah beberapa hasil kerja kami yang dapat kami abaikan dalam bentuk foto :


Sumber : Dokumen Pribadi Penulis


Ondel-Ondel
Sumber : Dokumen Pribadi Penulis


Sumber : Dokumen Pribadi Penulis


Sumber : Dokumen Pribadi Penulis



Foto Bersama Penjual Kerak Telur
Sumber : Dokumen Pribadi Penulis



Foto bersama penjual soto mie
Sumber : Dokumen Pribadi Penulis


Foto bersama penjual es potong
Sumber : Dokumen Pribadi Penulis


Foto bersama penjual es doger
Sumber : Dokumen Pribadi Penulis


Foto bersama penjual arum manis
Sumber : Dokumen Pribadi Penulis

Setelah menyelesaikan tugas, kami memutuskan untuk santai sejenak di sebuah tempat sederhana seperti warung. Semua anggota kelompok sepakat untuk berhenti dan duduk sejenak di sana sambil menikmati kelapa muda yang sangat segar di siang hari. Buah kelapa di daerah Betawi ini sangat segar dan juga dagingnya sangat lembut sehingga kembali mengisi energi kami yang telah banyak terbuang. Ketika sedang menikmati kelapa muda yang langsung dari batoknya itu, kami dihampiri oleh Pak Carolus. Beliau memberikan tugas tambahan kepada kami, yaitu membuat 2 buah foto kreativitas kelompok dan mewawancarai marinir yang sedang berlatih di Setu Babakan.


Sumber : Dokumen Pribadi Penulis

Berikut adalah foto kreativitas kelompok Spirit to Share :


Sumber : Dokumen Pribadi Penulis

Pada foto pertama ini, kami memutuskan untuk membentuk "MATA". Hal ini memiliki makna bahwa kelompok Spirit to Share memiliki visi untuk saling berbagi materi serta pengalaman-pengalaman yang kami dapatkan kepada seluruh teman-teman pembaca sekalian. Mata merupakan alat indera yang digunakan untuk melihat dan juga membaca. Mata memiliki peran yang sangat vital dan juga penting bagi manusia untuk melakukan aktivitasnya.



Sumber : Dokumen Pribadi Penulis

Pada foto kreativitas kami yang kedua, kami memutuskan untuk membuat sebuah foto seperti di atas. Foto tersebut memiliki berbagai macam makna. Makna yang pertama adalah apabila Elika (orang yang berada dipangkuan seluruh anggota kelompok) diibaratkan sebagai hasil pancingan berupa "IKAN". Hal tersebut memiliki makna bahwa kelompok kami telah berusaha keras dan juga bekerja sama untuk mendapatkan hasil yang memuaskan. Selain itu, makna yang kedua adalah kelompok Spirit to Share juga akan selalu menopang dan juga membantu teman kami dalam suka maupun duka. Kami akan selalu berusaha untuk menumbuhkan rasa solidaritas antar anggota kelompok.

Setelah kegiatan foto sesuai dengan kreativitas kelompok masing-masing, kami melanjutkan tugas kami untuk mewawancara marinir yang sedang berlatih di sana.



Sumber : Dokumen Pribadi Penulis


Sumber : Dokumen Pribadi Penulis


Sumber : Dokumen Pribadi Penulis

Akhirnya, kami pun telah selesai melakukan semua tugas kami di Setu Babakan ini. Menurut kelompok kami, pengalaman fieldtrip pada hari ini memberikan manfaat kepada kami semua untuk lebih memahami mengenai budaya Betawi yang mungkin banyak dari kami yang belom mengetahuinya. Semua anggota kelompok juga dapat belajar dan berinteraksi langsung dengan seluruh masyarakat di sana sehingga pembelajaran didapat langsung melalui kegiatan konkret (tidak hanya teori saja). Kegiatan-kegiatan lapangan seperti yang dilakukan hari ini memiliki lebih banyak manfaat dari pada kegiatan perkuliahan yang hanya memberikan teori-teori saja di dalam kelas.



Sumber : Dokumen Pribadi Penulis

















1 komentar: