Minggu, 05 Oktober 2014

Pertemuan Kesembilan (Kamis, 2 Oktober 2014)

Pada pertemuan kesembilan ini, seluruh mahasiswa Psikologi Universitas Tarumanagara pergi ke Kampung Betawi untuk kegiatan fieldtrip. Sebelum pergi, kami diberikan kuliah terbuka secara singkat mengenai Etos Kerja sebagai bekal kami selama acara di sana. Materi mengenai Etos Kerja ini cukup memberikan manfaat bagi kelompok Spirit to Share guna membantuk kami dalam pengerjaan tugas yang diberikan selama kami mengikuti kegiatan Fieltrip. So, langsung disimak aja ya ! Semoga bermanfaat !



Manusia dan Etos Kerja

Latar belakang dan sejarah
Masyarakat Yunani dan Abad Pertengahan

Pada masa Yunani kuno, kerja atau pekerjaan kurang mendapat perhatian. Menurut Plato, jiwa manusia memiliki struktur yang menyangkut 3 hal (rasionalitas atau pikiran, keberanian dan keinginan atau kebutuhan) dimana yang tertinggi adalah rasionalitas atau pikiran.

Dihubungkan dengan 3 pembagian kelas yaitu:
1.     Para penasihat
2.     Para pembantu atau militer
3.     Para penghasil (petani, pengusaha , tukang kayu, niagawan, dsb.)

Segala aktivitas yang bersumber pada akal budi adalah peringkat paling tinggi sedangkan yang paling rendah adalah para penghasil yang sumber kegiatannya berasal dari kebutuhan.

Menurut Aristoteles, kerja yang berhubungan dengan tubuh adalah kerja para “budak” dan orang bebas baginya adalah orang yang menggunakan pikirannya untuk bertindak, bukan yang mengandalkan tubuhnya. Yang berharga adalah aktivitas intelektif atau berpikir.


Sumber : http://persintaps.blogdetik.com/files/2011/11/thinking.jpg


Masyarakat reformasi dan Industrialisasi

Pada masa protestanisme dan industrialisasi, kerja mulai dianggap sebagai sesuatu yang penting.
Pada masa protestanisme
Marx Weber: kerja adalah sarana untuk mengembangkan pribadi dan dunia serta keselamatan jiwa
Calvin: kerja sebagai ungkapan rasa memiliki terhadap kerjaan surge


Sumber : http://cdn.berdikarionline.com/2012/05/aksi-protes2-375x290.png

Pada masa industrialisasi
Kerja tidak dilihat lagi sebagai kerangka religious tapi sebagai kerangka humanisasi dan manusia mulai sadar dan mengakui dirinya sebagai subjek


Pandangan beberapa tokoh
1. John Locke
Pekerjaan menciptakan hak alamiah
3 argumen dasar Locke tentang kerja sebagai suatu hal yang mendasar bagi manusia :
- kelekatan kerja pada tubuh manusia (kodrat)
- kerja merupakan perwujudan diri manusia (otonom)
- kerja berkaitan dengan hidup (jalan untuk mempertahankan hidup)

2. Adam Smith
Kebudayaan adalah hasil kerja manusia
Ada 2 jenis pekerjaan :
Pekerjaan yang produktif (kaum tani, buruh)
Pekerjaan yang tidak produktif (prajurit,politisi,ahli hukum)

Tiga alasan pentingnya pembagian kerja :
-       perbaikan kondisi hidup pekerja dan masyarakat ke arah yang lebih baik
-       Penghematan waktu
-       Mendorong penemuan baru yang mempermudah dan menghemat tenaga kerja

3.  George Wilhelm Friedrich Hegel
Pekerjaan adalah keseluruhan konteks kegiatan manusia. Manusia menemukan diri apabila menyadari sepenuhnya apa yang dikerjakannya. Kesadaran dapat berbentuk kesadaran akan keakuan manusia secara negative dan juga kesadaran bahwa tanpa objek, manusia tidak memiliki kesadaran

4.  Karl Marx
pencapaian kenyataan manusia hanya bisa terjadi melalui pekerjaan melalui aspek sosial dan historis. Hasil kerja manusia tidak saja dinikmati sendirinya tapi juga dirasakan oleh orang lain di berbagai zaman.

Sejarah kerja

Sekitar 2600 tahun yang lalu di Yunani
Hesiodotus : kerja adalah isi utama dari kehidupan manusia

Di Erope pada abad ke 14
Para Rahib Benediktin bekerja di ladang dan sawah bergantian dengan mereka berdoa. Kerja tangan sama sucinya seperti orang berdoa

Berbagai macam level manusia sesuai dengan pekerjaannya menurut Plato:
1.     Pada masa perbudakan : kerja merupakan perubahan derajat / strata manusia
2.     Sisi lain : kerja adalah sesuatu yang rendah

Pada abad 17 dan 18
John Locke : pekerjaan merupakan sumber untuk memperoleh hak milik pribadi
Hegel : pekerjaan membawa manusia menemukan dan mengaktualisasikan dirinya
Karl Marx : pekerjaan merupakan sarana untuk menciptakan diri


Sumber : https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhdlpNLryFMvuD60l0YN4EmC2YViH7Ev4ooEw8cgwXIh8xrpX7z1rYs-5bWpGcZ6Ucyvo_acKvuSbwwgnnqJ6EE6Jxl7Rrz44jYZpS4SP9HOi-ZE9Llv-zrAXKWMfYninqVS8amXl3hErnC/s1600/kerja.jpg


Hakikat kerja

Kerja adalah wadah bagi pembentukan diri manusia dalam membangun dunianya

H. Arvon menyebutkan 3 faktor yang menilai apakah sebuah kegiatan dapat disebut bekerja:
1.     Keterlibatan dimensi subjek secara intensif
2.     Hasil yang bermanfaat
3.     Mengeluarkan energy

Kerja / pekerjaan adalah segala kegiatan yang direncanakan, melibatkan pikiran dan kemauan yang sunugguh – sungguh serta memiliki suatu tujuan yang ingin dicapai

Kerja manusia vs kerja Hewan

Perbedaan :
Jenis energy yang dikerahkan
Hewan : energy fisik
Manusia : energy psikis & energy spiritual

Hasil kerja
Hewan : untuk keperluan bertahan hidup & kebutuhan biologisnya
Manusia : lebih dari sekedar kebutuhan psikisnya, juga kebutuhan spiritualnya

Dorongan kerja
Hewan : naluri
Manusia : manusia menentukan diri di dalamnya, punya pilihan bekerja

Elemen kerja
-         Elemen subjek : potensi / kekuatan yang melekat dalam diri manusia
-         Elemen objek : pendukung untuk merealisasikan pikiran, rencena serta kehendaknya

Peran istimewa tangan

1.    membagi, memegang dengan kuat, mendorong dan menarik
2.    menghadirkan apa yang ada di dalam pikiran seseorang
3.    berhubungan dengan inteligensi


Sumber : https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg31jTL-6BEPA5psYkGmWixgU1AA_7La04uwddwHtdYaV5WStme6nHMNfEfW1M9ogRCkZLGL1RbJJBrWJNkuLw69pk_jIdF7NtfYWFFIN_34MfbVt491cdZBiaKM2Eo0TDpgL8LlQl0wb4/s1600/TDA.jpg


Dimensi kerja
a. Dimensi personal
Lewat kerja, manusia menunjukkan nilai kemanusiaanya, membuktikan diri sebagai manusia, dan mengungkapan keunikan dan totalitas diri setiap pribadi

b. Dimensi social
Kerja sebagai sarana perwujudan kepedulian setiap pribadi kepada orang lain. Pekerjaan merupakan jembatan antara umat manusia dari satu zaman ke zaman berikutnya (aspek historis)

c. Dimensi etis
Nilai – nilai etis yang dikandung atau dituntut dalam kerja :
1.     Keadilan
2.     Tanggung jawab
3.     Kejujuran

Etos kerja

Menurut Usman Pelly :
Etos kerja adalah sikap yang muncul atas kehendak dan kesadaran sendiri yang disadari oleh sistem orientasi nilai budaya

Menurut Toto Tasmara :
Etos kerja adalah totalitas kepribadian dirinya serta carnya mengekspresikan, memandang, meyakini dan memberikan makna ada sesuatu, yang mendorong dirinya untuk bertindak dan meraih amal yang optimal sehingga pola hubungan antara manusia dengan dirinya dan antara manusia dengan mahluk lainnya dapat terjalin dengan baik

Hal – hal penting yang berhubungan dengan etos kerja :
1.     Orientasi ke masa depan
2.     Menghargai waktu dengan adanya disiplin waktu
3.     Tanggung jawab
4.     Hemat dan sederhana
5.     Persaingan sehat

Secara umum :
Etos kerja adalah penggerak perbuatan dan kegiatan individu sebagai seorang pengusaha

Fungsi etos kerja
1.     Pendorong timbulnya perbuatan
2.     Penggairah dalam aktivitas
3.     Penggerak

Cara menumbuhkan etos kerja
1.     Menumbuhkan sikap optimis
2.     Jadilah diri anda sendiri
3.     Keberanian untuk memulai
4.     Kerja dan waktu
5.     Konsentrasi dan focus pada pekerjaan


Sumber : http://radarsukabumi.com/wp-content/uploads/2013/09/Emoticon-GRAFIS-AHIRA-MYUGI-RADAR-.jpg


Kerja bermartabat

Kerja bermartabat adalah komitmen setiap organisasi untuk membangun lingkungan kerja yang kondusif dan positif sedemikian rupa sehingga terbangun hubungan kerja yang manusiawi

Hak seorang pekerja dalam lingkungan kerja yang bermartabat :
1.     Diperlakukan secara bermartabat
2.     Bekerja dalam lingkungan atau suasana kerja yang bebas dari kekerasan dan pelecehan
3.     Bebas dari ketakutan dan diskriminasi
4.     Menerima penghargaan atas keterampilan dan kemampuan profesionalnya
5.     Menerima penghasilan yang layak

Menurut Kasdin Sitohang :
Manusia tidak sekedar bekerja, tetapi juga berkarya dan mewujudkan dirinya secara utuh. Kode etik profesi dapat diandalkan sarana / prinsip – prinsip moral (prinsip kejujuran, tidak berperilaku buruk, tidak melanggar hukum, berperilaku adil dan proporsional)


Sumber : http://embekabe.blog.com/files/2012/04/cropped-MBKB.jpg


Etos kerja di Jerman: Mittelstand
10 tahun lalu perusahaan – perusahaan Jerman menolak untuk melakukan investasi finansial di bursa-bursa saham untuk meraup keuntungan secara cepat dan masih giat memproduksi berbagai bentuk barang (kuno dan konservatif). Saat Eropa krisis hutang, ekonomi Jerman surplus, ekspor meningkat dan angka pengangguran terendah. Hal ini dikarenakan Mittelstand (kelas menengah) memiliki etos kerja radikal, spesialisasi, familiaritas, kejujuran, konservatisme keuangan, investasi pada manusia, dan pemerintah yang kompeten

Etos kerja dan spesialisasi

Semboyan yang terkenal adalah “Work hard, play hard” (etos kerja radikal). Salah satu kunci keberhasilan ekonomi Jerman adalah spesialisasi produk dari setiap daerah yang sesuai dengan kekhasan mereka masing - masing

Familiaritas dan Konservatisme
Contoh perusahaan – perusahaan dengan bisnis Mittelstand :
1.  Pabrik sepatu Meindl :
Kekeluargaan yang tidak merusak produktivitas, malahan perusahaan ini eksportir besar sepatu ke Eropa dan AS
2.  Pabrik mobil Audi :
Familiaritas antar pekerja maupun dengan pemimpin, dampaknya perusahaan ini bermutu tiinggi dan berorientasi internasional


Sumber : https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEib3aeYeUD4m-OowtKatpAafs4CvpyxlSlpU3PcARG3f6k_zArgBFJLg_zslaifxqNs-T2U3p4d8lf7SlPOWYPmo8Cm0f4U4LnbV4OXY4TLrAD1MBWoDK4uRlwqwwu2J3d0QFqy5MjApuxk/s1600/Mobil+Audi.jpg


Pabrik yang menerapkan kebijakan jujur dan konservatif yaitu tidak mau mendapatkan uang cepat karena bermain saham, menipu bank serta yang menggunakan prinsip Mittelstand yang walaupun terkesan kuno namun mampu menggiring perusahaan – perusahaan tersebut berhasil.

Peran pemerintah
Pemerintah jerman yang amat birokratis dan semi paranoid demi alasan keamanan dan untuk melindungi orang orang yang ingin meminjam uang di bank sehingga mereka tidak terlilit hutang yang tidak mampu dibayarnya nanti

Kesimpulan keseluruhan tentang Jerman

Etos kerja radikal, spesialisasi kerja dan produksi, familiaritas dan kejujuran, konservatisme keuangan, investasi pada manusia dan pemerintah yang kompeten adalah roh dari Mittelstand Jerman yang membuat Negara kecil tersebut bertahan di tengah krisis – krisis finansial dunia.


Sumber : Materi dosen KBK Filsafat Universitas Tarumanagara tentang Etos Kerja

Tidak ada komentar:

Posting Komentar