Pentingnya
Intimacy, Passion, dan Commitment pada Pasangan Suami Istri
Latar
Belakang
Setiap manusia diciptakan
oleh Tuhan Yang Maha Esa sebagai makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri
tanpa bantuan sesama. Manusia akan selalu membutuhkan orang lain untuk
melakukan segala aktivitas dalam kehidupannya. Salah satu yang dibutuhkan oleh
manusia adalah cinta yang diperoleh dari pasangan hidup. Sifat dasar manusia selalu ingin mencintai dan dicintai mendorong untuk mencari pasangan
hidup. Setiap individu akan menyatukan janji suci mereka dalam bentuk ikatan
pernikahan sehingga pasangan tersebut akan menjadi sepasang suami istri.
Intimacy,
passion, dan commitment merupakan suatu kesatuan
komponen yang harus dimiliki oleh setiap pasangan suami istri. Komponen
tersebut akan mendorong terciptanya hubungan suami istri yang harmonis.
Hubungan yang harmonis adalah hubungan yang dapat bertahan lama meskipun
diterpa oleh banyak masalah dan perbedaan. Setiap permasalahan yang terjadi
dalam rumah tangga dijadikan sebagai pembelajaran hidup untuk lebih baik di masa yang akan datang. Pada makalah singkat kali ini, penulis akan mencoba
untuk menguraikan mengenai peranan
intimacy, passion, dan commitment pada
pasangan suami istri. Penulis berharap agar karya tulis ini dapat menjadi referensi
bagi pasangan yang ingin memiliki rumah tangga yang abadi.
Pengertian Intimacy, Passion, dan Commitment menurut
Robert Sternberg
A
triangular theory of love
merupakan teori yang mengatakan bahwa cinta dapat dimengerti apabila mempunyai
tiga komponen membentuk segitiga, yaitu (a) intimacy, (b) passion,
dan (c) commitment (Sternberg,
dikutip oleh Diessner, Frost, & Smith, 2004).
Pengertian
Intimacy.
Intimacy merupakan
komponen berupa perasaan yang meningkatkan kedekatan, keterkaitan, dan
keterikatan dalam suatu hubungan (Sternberg, dikutip oleh Diessner, Frost,
& Smith, 2004).
Pengertian
Passion.
Passion adalah komponen
yang mendorong terjadinya berbagai hal sebagai berikut: (a) romantisme, (b)
ketertarikan secara fisik, (c) kepuasan seksual, dan (d) gejala-gejala yang
terkait dalam hubungan percintaan (Sternberg, dikutip oleh Diessner, Frost,
& Smith, 2004). Passion merupakan
aspek motivasional ketertarikan fisik yang bersifat romantis (Suryani, 2004).
Pengertian
Commitment.
Commitment merupakan
komponen yang terbagi menjadi dua, yaitu jangka pendek dan jangka panjang. Commitment jangka pendek adalah ketika
manusia memutuskan untuk mencintai seseorang. Commitment jangka panjang adalah ketika seseorang dapat memilihara
dan menjaga cinta kepada pasangan masing-masing (Sternberg, dikutip oleh
Diessner, Frost, & Smith, 2004). Commitment
merupakan aspek kognitif yang berisi keputusan berkaitan dengan perhatian
terhadap pasangan (Suryani, 2004).
Jadi, pada kesimpulannya intimacy, passion, dan commitment merupakan kesatuan komponen
yang tidak dapat terpisahkan dalam suatu hubungan. Intimacy merupakan perasaan keterikatan yang dimiliki oleh sepasang
suami istri. Passion adalah keinginan
yang besar dari dalam diri setiap individu untuk selalu mencintai pasangan
mereka. Commitment adalah keputusan
untuk mencintai pasangan dan menjaga cinta mereka agar tercipta hubungan yang
harmonis. Setiap komponen akan terhubung seperti suatu segitiga untuk
menciptakan consummate love (cinta
yang sempurna).
Ciri
Pasangan Suami Istri yang Mempunyai Intimacy,
Passion, dan Commitment
Pasangan suami istri adalah
pasangan yang dapat mencapai cinta sempurna (consummate love). Tipe consummate
love dapat tercapai apabila pasangan memiliki intimacy, passion, dan commitment.
Pasangan dengan tipe tersebut akan saling mencintai, memiliki getaran seksual,
dan memiliki relasi jangka panjang (Jayanti, 2014).
Ciri-ciri pasangan suami
istri yang mempunyai intimacy, passion,
dan commitment adalah sebagai
berikut: (a) selalu berusaha untuk meningkatkan kesejahteraan orang yang
dicintai, (b) mengalami kebahagiaan dengan orang yang dicintai, (c) menempatkan pasangan dalam penghargaan yang tinggi, (d) mampu bergantung pada
orang yang dicintai ketika dibutuhkan, (e) memiliki pemahaman yang saling
menguntungkan dengan pasangannya, (f) saling berbagi hak milik dengan orang
yang dicintai, (g) menerima dukungan emosi dari pasangannya, (h) berkomunikasi
dengan intim kepada pasangannya, dan (i) menghargai orang yang dicintai
(Saragih, 2006).
Cara
menumbuhkan Intimacy, Passion, dan Commitment pada Pasangan Suami Istri
Setiap pasangan suami istri
pasti ingin mencapai tipe hubungan consummate
love yang memiliki intimacy, passion,
dan commitment dalam hubungan mereka.
Cara mencapai hubungan consummate love
adalah sebagai berikut: (a) harus dapat berkomunikasi untuk mengungkapkan
perhatian kepada pasangan, (b) didasari dengan adanya keterbukaan satu sama
lain, (c) menghargai pasangan sebagai pendamping hidup, (d) menumbuhkan
pembicaraan mengenai kenangan indah masa lalu, (e) menambah hubungan romantis
pada pasangan suami istri, dan (f) mensyukuri serta menghargai segala sesuatu
yang telah dicapai (Pratiwi, 2012).
Intimacy,
passion, dan commitment dapat tumbuh melalui
berbagai cara sebagai berikut: (a) memperhatikan kebutuhan orang yang
dicintainya lalu kemudian berusaha meningkatkan kesejahteraannya, (b) menerima
kekurangan fisik maupun psikis pada diri kekasih, dan (c) menumbuhkan pemahaman
selalu membutuhkan satu sama lain (Saragih, 2006).
Peran
Commitment, Passion, dan Intimacy pada Pasangan Suami Istri
Commitment,
passion, dan intimacy merupakan komponen yang sangat
penting dalam hubungan suami istri. Intimacy
akan memberikan kehangatan berupa kedekatan bagi pasangan suami istri. Passion akan memberikan motivasi kepada
pasangan sehingga mendorong terciptanya hubungan yang harmonis. Commitment akan mendorong setiap
pasangan untuk menciptakan hubungan yang harmonis. Setiap pasangan suami istri
yang memahami ketiga komponen tersebut akan dapat menghadapi semua masalah yang
ada di dalam rumah tangga mereka. Komponen tersebut akan membantu setiap
pasangan mengambil keputusan untuk melanjutkan hubungan atau menyadari bahwa
hubungan mereka akan segera berakhir. Intimacy,
passion, dan commitment akan
menciptakan hubungan yang harmonis sehingga pernikahan dapat abadi (Sternberg,
dikutip oleh Diessner, Frost, &
Smith, 2004).
Simpulan
Setiap pasangan suami istri
pasti menginginkan hubungan pernikahan yang dapat bertahan sampai maut
memisahkan. Setiap pasangan mendambakan hubungan yang harmonis di dalam rumah
tangga mereka. Hubungan yang harmonis bukanlah hubungan yang tidak pernah diterpa
masalah, namun hubungan yang dapat menghadapi setiap masalah yang terjadi.
Pasangan yang harmonis akan selalu menemukan jalan keluar dari setiap
permasalahan dan menerima segala perbedaan. Pasangan tersebut akan menjadikan
setiap masalah sebagai pembelajaran hidup untuk menjadi lebih baik di masa yang
akan datang.
Saling menghargai satu sama
lain merupakan hal terpenting dalam hubungan suami istri. Pasangan yang baik
akan selalu berusaha menerima kelebihan dan kekurangan dari pasangan mereka.
Pentingnya intimacy, passion, dan commitment pada hubungan suami istri
adalah sebagai fondasi awal hubungan pernikahan yang harmonis. Setiap kedekatan
dan keterkaitan yang terjadi akan menumbuhkan perasaan setiap individu untuk
selalu mencintai pasangan mereka. Setiap pasangan akan mengambil keputusan
untuk mengikat hubungan mereka menjadi hubungan yang lebih serius, yaitu
hubungan pernikahan. Commitment
mendorong mereka untuk selalu menjaga cinta mereka. Intimacy, passion, dan commitment
menciptakan hubungan consummate love,
yaitu hubungan percintaan yang sempurna.
Daftar
Pustaka
Diessner,
R., Frost, N., & Smith, T. (2004). Describing the neoclassical psyche
embedded in Sternberg’s triangular theory of love: A summary of Sternberg’s
triangular theory of love. Social
Behavior and Personality, 32(7), 683-690.
Jayanti,
I. S. (2014). Studi deskriptif mengenai cinta (intimacy, passion, dan commitment)
pada pasangan suami-istri yang menjalani commuter
marriage tipe adjusting couple.
Diunduh dari http://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2014/08/Studi-Deskriptif-Mengenai-Cinta-Intimacy-Passion-Dan-Commitment.pdf
Pratiwi,
Y. D. P. (2012). Strategi menjaga hubungan romantis pasangan pernikahan usia
perak. Diunduh dari https://www.academia.edu/3535979/strategi_menjaga_hubungan_romantis_pasangan_pernikahan_usia_perak
Saragih,
J. I. (2006). Bentuk-bentuk cinta berdasarkan triangular theory of love.
Diunduh dari http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/1905/3/06009831.pdf.txt
Suryani,
A. (2004). Perkembangan hubungan perkawinan: Kajian tahap-tahap perkembangan
hubungan antar pribadi pada suami-istri katolik. Jurnal Ilmu Psikologi, 1(2), 113-130.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar