Senin, 10 November 2014

Pentingnya Intimacy, Passion, dan Commitment pada Pasangan Suami Istri

Pentingnya Intimacy, Passion, dan Commitment pada Pasangan Suami Istri

Latar Belakang
Setiap manusia diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa sebagai makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri tanpa bantuan sesama. Manusia akan selalu membutuhkan orang lain untuk melakukan segala aktivitas dalam kehidupannya. Salah satu yang dibutuhkan oleh manusia adalah cinta yang diperoleh dari pasangan hidup. Sifat dasar manusia selalu ingin mencintai dan dicintai mendorong untuk mencari pasangan hidup. Setiap individu akan menyatukan janji suci mereka dalam bentuk ikatan pernikahan sehingga pasangan tersebut akan menjadi sepasang suami istri.

Intimacy, passion, dan commitment merupakan suatu kesatuan komponen yang harus dimiliki oleh setiap pasangan suami istri. Komponen tersebut akan mendorong terciptanya hubungan suami istri yang harmonis. Hubungan yang harmonis adalah hubungan yang dapat bertahan lama meskipun diterpa oleh banyak masalah dan perbedaan. Setiap permasalahan yang terjadi dalam rumah tangga dijadikan sebagai pembelajaran hidup untuk lebih baik di masa yang akan datang. Pada makalah singkat kali ini, penulis akan mencoba untuk menguraikan mengenai peranan intimacy, passion, dan commitment pada pasangan suami istri. Penulis berharap agar karya tulis ini dapat menjadi referensi bagi pasangan yang ingin memiliki rumah tangga yang abadi.

Pengertian Intimacy, Passion, dan Commitment menurut Robert Sternberg
A triangular theory of love merupakan teori yang mengatakan bahwa cinta dapat dimengerti apabila mempunyai tiga komponen membentuk segitiga, yaitu (a) intimacy, (b) passion, dan (c) commitment (Sternberg, dikutip oleh Diessner, Frost, & Smith, 2004).
Pengertian Intimacy. Intimacy merupakan komponen berupa perasaan yang meningkatkan kedekatan, keterkaitan, dan keterikatan dalam suatu hubungan (Sternberg, dikutip oleh Diessner, Frost, & Smith, 2004).
Pengertian Passion. Passion adalah komponen yang mendorong terjadinya berbagai hal sebagai berikut: (a) romantisme, (b) ketertarikan secara fisik, (c) kepuasan seksual, dan (d) gejala-gejala yang terkait dalam hubungan percintaan (Sternberg, dikutip oleh Diessner, Frost, & Smith, 2004). Passion merupakan aspek motivasional ketertarikan fisik yang bersifat romantis (Suryani, 2004).
Pengertian Commitment. Commitment merupakan komponen yang terbagi menjadi dua, yaitu jangka pendek dan jangka panjang. Commitment jangka pendek adalah ketika manusia memutuskan untuk mencintai seseorang. Commitment jangka panjang adalah ketika seseorang dapat memilihara dan menjaga cinta kepada pasangan masing-masing (Sternberg, dikutip oleh Diessner, Frost, & Smith, 2004). Commitment merupakan aspek kognitif yang berisi keputusan berkaitan dengan perhatian terhadap pasangan (Suryani, 2004).
Jadi, pada kesimpulannya intimacy, passion, dan commitment merupakan kesatuan komponen yang tidak dapat terpisahkan dalam suatu hubungan. Intimacy merupakan perasaan keterikatan yang dimiliki oleh sepasang suami istri. Passion adalah keinginan yang besar dari dalam diri setiap individu untuk selalu mencintai pasangan mereka. Commitment adalah keputusan untuk mencintai pasangan dan menjaga cinta mereka agar tercipta hubungan yang harmonis. Setiap komponen akan terhubung seperti suatu segitiga untuk menciptakan consummate love (cinta yang sempurna).

Ciri Pasangan Suami Istri yang Mempunyai Intimacy, Passion, dan Commitment
Pasangan suami istri adalah pasangan yang dapat mencapai cinta sempurna (consummate love). Tipe consummate love dapat tercapai apabila pasangan memiliki intimacy, passion, dan commitment. Pasangan dengan tipe tersebut akan saling mencintai, memiliki getaran seksual, dan memiliki relasi jangka panjang (Jayanti, 2014).
Ciri-ciri pasangan suami istri yang mempunyai intimacy, passion, dan commitment adalah sebagai berikut: (a) selalu berusaha untuk meningkatkan kesejahteraan orang yang dicintai, (b) mengalami kebahagiaan dengan orang yang dicintai, (c) menempatkan pasangan dalam penghargaan yang tinggi, (d) mampu bergantung pada orang yang dicintai ketika dibutuhkan, (e) memiliki pemahaman yang saling menguntungkan dengan pasangannya, (f) saling berbagi hak milik dengan orang yang dicintai, (g) menerima dukungan emosi dari pasangannya, (h) berkomunikasi dengan intim kepada pasangannya, dan (i) menghargai orang yang dicintai (Saragih, 2006).
    
Cara menumbuhkan Intimacy, Passion, dan Commitment pada Pasangan Suami Istri
Setiap pasangan suami istri pasti ingin mencapai tipe hubungan consummate love yang memiliki intimacy, passion, dan commitment dalam hubungan mereka. Cara mencapai hubungan consummate love adalah sebagai berikut: (a) harus dapat berkomunikasi untuk mengungkapkan perhatian kepada pasangan, (b) didasari dengan adanya keterbukaan satu sama lain, (c) menghargai pasangan sebagai pendamping hidup, (d) menumbuhkan pembicaraan mengenai kenangan indah masa lalu, (e) menambah hubungan romantis pada pasangan suami istri, dan (f) mensyukuri serta menghargai segala sesuatu yang telah dicapai (Pratiwi, 2012).
Intimacy, passion, dan commitment dapat tumbuh melalui berbagai cara sebagai berikut: (a) memperhatikan kebutuhan orang yang dicintainya lalu kemudian berusaha meningkatkan kesejahteraannya, (b) menerima kekurangan fisik maupun psikis pada diri kekasih, dan (c) menumbuhkan pemahaman selalu membutuhkan satu sama lain (Saragih, 2006).
       
Peran Commitment, Passion, dan Intimacy pada Pasangan Suami Istri
Commitment, passion, dan intimacy merupakan komponen yang sangat penting dalam hubungan suami istri. Intimacy akan memberikan kehangatan berupa kedekatan bagi pasangan suami istri. Passion akan memberikan motivasi kepada pasangan sehingga mendorong terciptanya hubungan yang harmonis. Commitment akan mendorong setiap pasangan untuk menciptakan hubungan yang harmonis. Setiap pasangan suami istri yang memahami ketiga komponen tersebut akan dapat menghadapi semua masalah yang ada di dalam rumah tangga mereka. Komponen tersebut akan membantu setiap pasangan mengambil keputusan untuk melanjutkan hubungan atau menyadari bahwa hubungan mereka akan segera berakhir. Intimacy, passion, dan commitment akan menciptakan hubungan yang harmonis sehingga pernikahan dapat abadi (Sternberg, dikutip oleh  Diessner, Frost, & Smith, 2004).

Simpulan
Setiap pasangan suami istri pasti menginginkan hubungan pernikahan yang dapat bertahan sampai maut memisahkan. Setiap pasangan mendambakan hubungan yang harmonis di dalam rumah tangga mereka. Hubungan yang harmonis bukanlah hubungan yang tidak pernah diterpa masalah, namun hubungan yang dapat menghadapi setiap masalah yang terjadi. Pasangan yang harmonis akan selalu menemukan jalan keluar dari setiap permasalahan dan menerima segala perbedaan. Pasangan tersebut akan menjadikan setiap masalah sebagai pembelajaran hidup untuk menjadi lebih baik di masa yang akan datang.
Saling menghargai satu sama lain merupakan hal terpenting dalam hubungan suami istri. Pasangan yang baik akan selalu berusaha menerima kelebihan dan kekurangan dari pasangan mereka. Pentingnya intimacy, passion, dan commitment pada hubungan suami istri adalah sebagai fondasi awal hubungan pernikahan yang harmonis. Setiap kedekatan dan keterkaitan yang terjadi akan menumbuhkan perasaan setiap individu untuk selalu mencintai pasangan mereka. Setiap pasangan akan mengambil keputusan untuk mengikat hubungan mereka menjadi hubungan yang lebih serius, yaitu hubungan pernikahan. Commitment mendorong mereka untuk selalu menjaga cinta mereka. Intimacy, passion, dan commitment menciptakan hubungan consummate love, yaitu hubungan percintaan yang sempurna.

Daftar Pustaka
Diessner, R., Frost, N., & Smith, T. (2004). Describing the neoclassical psyche embedded in Sternberg’s triangular theory of love: A summary of Sternberg’s triangular theory of love. Social Behavior and Personality, 32(7), 683-690.
Jayanti, I. S. (2014). Studi deskriptif mengenai cinta (intimacy, passion, dan commitment) pada pasangan suami-istri yang menjalani commuter marriage tipe adjusting couple. Diunduh dari http://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2014/08/Studi-Deskriptif-Mengenai-Cinta-Intimacy-Passion-Dan-Commitment.pdf
Pratiwi, Y. D. P. (2012). Strategi menjaga hubungan romantis pasangan pernikahan usia perak. Diunduh dari https://www.academia.edu/3535979/strategi_menjaga_hubungan_romantis_pasangan_pernikahan_usia_perak
Saragih, J. I. (2006). Bentuk-bentuk cinta berdasarkan triangular theory of love. Diunduh dari http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/1905/3/06009831.pdf.txt
Suryani, A. (2004). Perkembangan hubungan perkawinan: Kajian tahap-tahap perkembangan hubungan antar pribadi pada suami-istri katolik. Jurnal Ilmu Psikologi, 1(2), 113-130.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar